Minggu, 06 Desember 2015

Resiko Atau Konsekuensi Berburu Trafik Gado-Gado

   
Kata berburu telah semakin variatif karena bisa atau lazim diikuti oleh banyak varian kata lainnya. Kini bukan hanya kata berburu binatang yang bisa populer, kata berburu cenderamata atau berburu trafikpun bisa.

Salah satu upaya perburuan trafik adalah dengan berbagi artikel di media sosial. Hal itu telah menjadi sebuah tren atau bahkan megatrend sejak Blogspot dan Facebook meraih pencapaian fenomenal di blantika internet. Ini merupakan hal yang normal-normal saja sebenarnya dalam rangka mengupayakan adanya lalu-lintas atau trafik kunjungan pada weblog masing-masing.

Tren tersebut di atas tercipta dalam wujud sebuah kondisi dimana weblogging, bagi sebagian blogger, menjadi tidak lengkap tanpa berbagi di Facebook, misalnya.

Bagi para blogger yang menitikberatkan pada trafik umum, artinya tidak memprioritaskan sumber trafik tertentu ke weblog-nya, berbagi di media sosial tentu menguntungkan. Atau setidak-tidaknya bisa memenuhi sebagian harapannya untuk mendapat trafik. Tapi bagi yang menitikberatkan pada kebutuhan akan trafik organik, misalnya saja karena ingin berpartisipasi pada Google Adsense, berbagi di media sosial benar-benar harus dipikirkan masak-masak.

Sekedar ilustrasi, bila perolehan trafik anda pada suatu hari memiliki komposisi seperti ini :

Trafik dari media sosial = 500
Trafik organik = 100
Trafik lain-lain = 400

maka prosentase trafik organik anda adalah (100) per (500 + 100 + 400) = 10%.

Sampai di sini sebenarnya belum ada masalah serius karena pada akhirnya nanti yang dihitung oleh Google lebih kepada kuantitas real-nya, bukan prosentase-nya. Angka 100 itulah yang akan lebih diperhitungkan, bukan 10% nya.

Bisakah kita memperoleh trafik organik 100% dari search engine? Ya tentu bisa. Silahkan anda membuat artikel tapi jangan dibagikan di media sosial manapun. Biarkan saja trafiknya benar-benar datang dari search engine, dalam hal ini Google Search Engine tentunya. Bila murni datang dari search engine, walaupun hanya 1 kunjungan saja, maka trafik organiknya akan 100%. Dan sekalipun prosentasenya sedemikian besar tapi tetap saja tidak mencerminkan kinerja yang baik karena hanya ada 1 pengunjung yang datang.

Lalu berapakah komposisi dan jumlah trafik yang normal agar sebuah blog bisa dinilai cukup baik? Banyak yang mengatakan bahwa 500 kunjungan per hari, dan 25% di antaranya adalah trafik organik, sudah cukup untuk memenuhi syarat kualitas standar sebuah blog dari sisi trafik.

Lalu apa masalah sebenarnya bila trafik dari media sosial terlalu dikejar? Masalah tersebut adalah potensi mendatangkan bounch rate yang tinggi. Secara psikologis manusia akan lebih mudah berpaling dari hal yang diasong-asongkan dibanding dari hal yang ia cari. Maka demikianlah yang terjadi pada suatu artikel yang diasong-asongkan di media sosial secara spartan.

Bounch rate atau rasio pentalan terjadi apabila mekanisme search engine memperkirakan bahwa sejumlah pengunjung tidak tuntas dalam membaca suatu artikel. Secara logis bagaimana mungkin seseorang bisa tuntas membaca sebuah artikel bila kunjungannya pada sebuah blog hanya beberapa detik saja atau paling lama semenit. Dan ini umum terjadi bila niatnya hanya sekedar berbalas komentar.

Apakah berbalas komentar tidak penting? Oh penting sekali, selama tujuan umum dari blogwalkingnya sendiri tidak dikorbankan. Tentang hal ini telah saya tulis dalam artikel yang berjudul Dinamika Blogwalking Dan Berkomentar Di Dunia Maya.

Berbagai jenis trafik yang datang kepada suatu blog akan enak rasanya bak gado-gado apabila bisa mengolahnya. Tetapi manakala tidak bisa mengolah, maka rasanya tidak akan karu-karuan.

Inti dari artikel saya adalah mengajak kepada kehati-hatian, bukan mengajak kepada menghindari berbagi di media sosial. Dan bagaimana cara yang baik agar berbagi di media sosial berdampak positif? Inilah prinsipnya : Anda meluangkan waktu sekitar 30 menit untuk mengunjungi hanya satu blog jauh lebih memberi manfaat dibanding meluangkan waktu 120 menit untuk 20 blog.

Kemudian bagaimana caranya agar berbagi di media sosial berpotensi pula mendatangkan trigger untuk trafik organik susulan? Silahkan membaca artikel saya yang berjudul Mengusahakan Trafik Organik Dari Media Sosial.


Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Tunggu kunjungan balik saya ya. :-)

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Resiko Atau Konsekuensi Berburu Trafik Gado-Gado, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.