Jumat, 26 Agustus 2016

Keunikan demi Keunikan Kasus Jessica Kumala Wongso

Keunikan demi Keunikan Kasus Jessica Kumala Wongso

Pengadilan terhadap Jessica Kumala Wongso telah memasuki siding ke-14, masyarakat menanggapinya secara beragam. Maksudnya adalah masyarakat yang intens mengikuti.

Ragam tanggapan pertama adalah yang nampak geregetan, seolah-olah mereka jengkel dengan siding yang berkepanjangan. Mereka ingin segera mengetahui hasil akhirnya, atau tepatnya ingin mendapat kabar Jessica dihukum. Apapun bentuk hukumannya.

Ragam tanggapan yang kedua adalah mereka yang tenang, yaitu mengikuti persidangan dengan sabar mengikuti seluruh prosesnya. Timbul pertanyaan, mengapa siding ini menjadi sedemikian panjang? Jawabannya adalah karena kasus ini unik.

Seorang pakar Semiotika, Acep Iwan Saidi, berpendapat bahwa persidangan Jessica Kumala Wongso sudah lebih dari sekedar peristiwa kriminal, tetapi telah menjadi peristiwa kebudayaan.

Kita tentu telah memahami bahwa sebuah stasiun televise terbiasa melempar suatu program acara ke public dan mengevaluasinya setelah beberapa waktu.  Bila rating acara tersebut tinggi, maka akan dipertahankan. Demikian pula bila sebaliknya. Dari sini kita bias mengambil kesimpulan bahwa penayangan persidangan Jessica memiliki rating yang bagus.

Keunikan kasus Jessica inilah yang menyebabkan bergesernya bentuk dari sekedar peristiwa kriminal menjadi peristiwa kebudayaan. Sekaligus keunikan ini pula yang menyebabkan rating penayangannya tinggi.

Lalu apa sajakah keunikan dari persidangan Jessica? Berikut Kontakmedia menyuguhkannya untuk anda.

Keunikan Pertama

Kasus ini unik karena isunya terpusat pada wanita, yaitu Mirna sebagai korban dan Jessica sebagai terdakwa pelaku. Kami nyatakan sebagai terdakwa sesuatu dengan status hokum Jessica saat ini.

Romantisme yang menyangkut wanita selalu menarik atau lebih menarik disbanding pria. Hal ini karena wanita hampir senantiasa diidentikkan dengan kelembutan dan sifatnya yang cenderung menghindari konflik atau kekerasan. Ini tinjauan umum karena secara fakta kitapun bias menemukan wanita yang memiliki sifat keras sekaligus kasar.

Keunikan Kedua

Bila dilihat kadar kengeriannya, kasus Jessica jauh di bawah kasus Ryan si Jagal Jombang ataupun kasus Angeline. Tapi mengapa gaungnya menjadi sedemikian kuat? Bisa jadi karena terjadi di Jakarta dan di tempat yang strategis. Terjadi pada segmen masyarakat kelas menengah ke atas yang tentu saja memiliki daya tarik tinggi.

Keunikan Ketiga

Peran Edy Darmawan Salihin bisa pula dimasukkan pada keunikan. Ia dengan segala eksistensi dan kapasitasnya mampu mewarnai proses pengadilan tanpa intervensi. Jujur, penulis menaruh rasa kagum kepadanya.

Sikap dan komentar-komentar Edy Darmawan Salihin nampak alami sebagai seorang ayah yang kehilangan anaknya. Lebih jauh nampak bahwa Edy memiliki militansi dan totalitas yang hebat.

Dulihat dari gesturnya, sepenilaian penulis, Edy darmawan Salihin adalah seseorang yang friendly dan tidak jaim dalam kapasitasnya sebagai pengusaha. Ia bisa tampil nyaman dengan berbagai kalangan.

Keunikan Keempat

Sososk Jessica adalah keunikan lainnya. Perempuan yang tergolong masih muda untuk ukuran jaman sekarang, mampu tampil sebagai sosok penuh teka-teki sekaligus transparan.

Sebagian masyarakat tentu setuju bahwa Jessica mengemas sejumlah kebohongan. Pengakuan demi pengakuannya seringkali berbeda dengan yang ditampilkan oleh hasil rekaman CCTV. Entahlah apakah kebohongan demi kebohongan Jessica ini murni dating dari kehendak pribadinya atau dikemudi oleh pihak lain, misalnya pengacara atau penasihat hukum.

Tidak berlebihan bila ada yang mempertanyakan apakah kebohongan demi kebohongan Jessica disetir oleh pengacara? Hal ini berkaitan dengan adanya kesadaran dari Jessica bahwa dirinya sebagai terdakwa memiliki hak ingkar. Siapa yang menasihati Jessica tentang hak ingkar tersebut?

Penulis sendiri tidak ingin memiliki pretensi buruk terhadap para penasihat hokum Jessica. Penulis anggap bahwa kebohongan demi kebohongan Jessica adalah murni berasal dari itikad dirinya.

Bila ketenangan yang menjadi ciri Jessica, maka pada kasus Bom Bali para terdakwanya justru nampak jauh lebih tenang.

Keunikan Kelima

Keunikan kelima adalah pada kasusnya, dan ini tentu saja isunya masih tersentral pada Jessica. Anggap saja bahwa benar dialah yang meracuni Mirna.

Bisa dinilai unik karena Jessica bersikap sangat hati-hati sekaligus sangat ceroboh. Dia bersikap sangat cerdas sekaligus sangat bodoh, untuk kegiatannya meracuni Mirna. Dapat dikatakan bahwa perencanaannya sangat matang di permukaan tetapi mentah pada kedalamannya.

Jessica sangat cerdas ketika beraksi menutupi dirinya dari rekaman CCTV, terutama dengan tiga paper bag-nya. Tapi sekaligus sangat bodoh karena beraksi di tempat yang ada CCTV-nya. Disebut bodoh karena CCTV tetap mampu merekamnya sehingga potongan demi potongan puzzle tetap bisa disusun. Hanya kegiatan yang tertutup paper bag itulah yang luput dari rekaman CCTV, selebihnya terekam.

Karena masih terekam oleh CCTV, maka sangat sulit bagi Jessica untuk benar-benar lepas dari jerat hukum.


Selanjutnya : Moment Yang Mengundang Senyum Simpul Pada Persidangan Jessica

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Keunikan demi Keunikan Kasus Jessica Kumala Wongso, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.