Sahabat Sejati - Ketika di SD mungkin saja si A dan si B sedemikian kompak, tetapi setelah sekian lama tidak bertemu, kemudian bertemu kembali, suasana terasa kikuk.
Suasana kikuk itu terjadi karena si A dan si B telah mengalami perkembangan pribadi masing-masing. Dan hasil dari perkembangan itu menghasilkan dua kepribadian baru yang tidak saling sesuai.
Hanya ada satu hal yang bisa tetap mengikat mereka, meskipun mungkin ikatan itu rapuh. Ikatan itu adalah berupa memori masa kecil. Tapi celakanya, memori setiap orang tidak sama dan tidak ada yang sempurna.
Ada sementara manusia yang sama-sekali tidak terkesan pada masa kecil, seindah apapun itu. Di antara cirinya adalah tidak memiliki ketertarikan untuk bernostalgia, misalnya dalam bentuk kumpul-kumpul alumni.
Baik mereka yang suka pada nostalgia maupun yang tidak suka, sungguh tidak ada yang salah. Hanya saja yang jelas, di antara mereka tidak akan pernah ada ikatan emosional.
Sungguh beruntung bagi mereka yang memiliki sahabat yang kompak dari kecil hingga usia tua dan sama-sama berumur panjang. Dan jika anda merupakan bagian dari mereka, tentu anda sangat wajib bersyukur.
Tapi sebaik apapun persahabatan di antara manusia, tetap memiliki keterbatasan. Ketika seseorang meninggal, sahabat setianya hanyalah berupa amal baik yang akan terus mengikutinya.
Jadi bila hari ini kita memiliki sahabat sesama manusia, maka itu adalah sarana untuk mencetak sahabat sejati yang berupa amal baik tadi. Karena sejatinya yang namanya sesama manusia akan saling meninggalkan.
Wallahu alam bishawab.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Sahabat Sejati yang Paling Setia, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.