Senin, 03 Agustus 2015

Cara Menjinakkan Dan Melatih Kucing Liar

Cara Menjinakkan Dan Melatih Kucing Liar

Menjinakkan Dan Melatih Kucing Liar sangat membutuhkan kesabaran dan ketekunan, terutama ketika si kucing yang menjadi target kita telah dewasa. Lalu untuk apa seseorang mau repot-repot menjinakkan kucing liar? Seringkali jawabannya adalah karena hobi.

Ketika sobat memiliki seekor atau beberapa induk kucing yang friendly pada manusia, maka itu tidak otomatis berlaku pada anak-anaknya, begitu pula sebaliknya. Maka demikianlah, sering kita menemukan seekor induk kucing yang sedemikian jinak dan manja pada manusia. Misalnya saja dengan mengeong-ngeong sambil menggosok-gosokkan lehernya pada kaki kita. Namun ketika dia beranak, anak-anaknya itu lari menjauh ketika kita dekati.

Untuk kriteria kucing jinak, ada yang memang dipelihara dan ada pula yang hidup di jalanan.Dan dalam tulisan ini penulis tidak membeda-bedakan apakah si induk kucing tersebut merupakan peliharaan ataukah kucing jalanan. Fokus kita adalah pada tabiátnya yang bersahabat pada manusia meskipun tidak kita pelihara. Dan mungkin meskipun tidak di dalam rumah, kita sering memberinya makan.

Lalu bagaimana caranya supaya anak-anak kucing tersebut bisa jinak atau dekat pula kepada manusia? Jawabannya ada dua cara untuk dua kondisi berbeda tentunya.

Cara Pertama

Cara ini berlaku ketika induk kucing baru saja melahirkan dan cenderung super protektif pada anak-anaknya. Bila si induk melahirkan di sekitar rumah kita, meskipun bukan di dalam rumah, dan kita merasa itu tidak aman dari hujan dsb maka buatkanlah dia tempat yang gelap, hangat, dan aman. Tempat tersebut bisa saja terbuat dari dus yang di dalamnya diberi kain-kain bekas.

Anda bisa memindahkan anak-anak kucing tersebut disaat mereka tidur. Gunakan sarung tangan dan ambil anak-anak kucing tersebut dengan cara menjepit halus kulit pada tengkuknya. Hal ini lebih baik dilakukan disaat si induk tidak ada.

Setelah anak-anak kucing berada di dalam dus yang hangat, tempatkan dus itu dimanapun anda mau. Sebaiknya di dalam ruangan, entah garasi atau gudang, jika ada anggota keluarga anda yang tidak suka jika ada kucing di dalam ruangan tamu atau kamar.

Bimbinglah induk kucing pada tempatnya yang baru tersebut. Dan sepengalaman penulis, bila tempat baru tersebut cukup gelap, hangat, dan aman maka si induk akan mau menerima. Maka di tempat baru itulah dia akan membesarkan anak-anaknya. Dan secara rutin anda bisa menengok mereka.

Bila cara ini dilakukan, maka pada bulan yang kedua anda sudah bisa menikmati kelucuan-kelucuan para anak kucing tersebut. Bahkan mereka akan segera berlari menghampiri ketika dipanggil dan mengajak anda bercanda.

Anak-anak kucing umur dua bulan sudah sangat menyenangkan. Kepada orang yang dekat dengan mereka sering-sering sangat berani. Suatu saat penulis berdiri santai sambil memperhatikan pepohonan. Tiba-tiba anak-anak kucing itu ramai-ramai mendekati.

Awalnya mereka bercanda dengan sesamanya, berkejaran, saling cakar, saling gigit sambil berguling-gulingan. Salah seekor dari mereka melompat dan memanjat ke kaki penulis, terus merambat ke badan, terus hingga sampai ke pundak. 

Melihat demikian yang lainnya ikut-ikutan memanjat sampai pundak pula, dan yang sudah naik sebelumnya turun. Ya lumayanlah, celana rada bolong-bolong, baju juga, terus kaki dan badan ada bekas carakan-cakaran kecil. Hehehe.

Ya sudah, kalau sudah sampai seperti ini artinya anak-anak kucing tersebut sudah akrab dengan manusia. Setelah disapih oleh induknya maka terserah anda, bisa terus dipelihara ataukah dilepas ke jalanan. Dan andaipun dilepas ke jalanan maka bisa saja sesekali mereka datang kembali ke rumah. Mungkin berharap diberi makanan atau sekedar bermain.

Cara Kedua

Cara kedua ini berlaku apabila anak-anak kucing sudah bisa berlari-lari namun masih takut pada manusia. Di sini yang dibutuhkan adalah kesabaran. Untuk anak-anak kucing umur dua hingga enam bulan, bila anda telaten, maka dalam waktu satu atau dua minggu sudah bisa menjinakkan mereka. Dan bila sudah memasuki usia dewasa, maka waktu yang dibutuhkan lebih lama lagi. Berdasarkan pengalaman penulis, perlu waktu hingga tiga bulan sampai si kucing mau dipangku.

Untuk menjinakkan kucing maka modal utama kita adalah makanan dan ketelatenan itu tadi. Di awal-awal pendekatan, berilah mereka makanan dengan cara dilempar ke dekatnya dan biarkan, jangan didekati. Makanan dilemparkan seperti ini lebih alami dibanding anda menyiapkan tempat makanan khusus.

Setelah ada perubahan sikap dari sang kucing, misalnya ia sudah mau mendekat saat dipanggil, maka berilah makanan menggunakan tempat. Cobalah untuk menyentuhnya, tapi jangan memaksa.

Bila si kucing masih terkesan takut maka biarkan saja ia makan. Bila terus dilakukan maka naluri kucing akan merekam bahwa anda adalah sahabatnya, atau setidaknya tidak membahayakan. Ia akan mau mendekati anda tanpa dipanggil sekalipun.

Ketika ada tanda-tanda si kucing mulai jinak, anda bisa mulai menyentuhnya sedikit. Jangan langsung menggendongnya karena sangat mungkin si kucing justru kaget, berontak keras, dan malah akan kembali takut pada manusia. Bila kedekatan ini dijaga, maka si kucing akan benar-benar jinak setelah sekian waktu. Dan bersiap-siaplah kaki anda dijadikan alat oleh dia untuk menggosok-gosokkan badannya. :-)

Meskipun tidak secerdas simpanse, para kucing adalah termasuk binatang cerdas yang secara insting tahu bahwa mereka bisa memperoleh sesuatu bila dekat dengan manusia. Sesuatu itu terutama adalah makanan, dan kemudian kasih sayang, termasuk perlindungan tentunya. Maka sisi inilah yang bisa kita manfaatkan dalam menerapkan cara menjinakkan dan melatih kucing liar.

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Cara Menjinakkan Dan Melatih Kucing Liar, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.