Senin, 25 Juli 2016

Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu?

Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu?
Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu?

Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu? Itulah tema sekaligus judul postingan Kontakmedia kali ini. Tentu tidak lupa pula penulis menyampaikan salam hangat untuk para pembaca. Mari kita mulai membahasnya.

Salah-Satu Hasrat Alami Manusia

Berfikir, berkarya dan berbudaya merupakan elaborasi pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan trilogi Cipta, Rasa, dan Karsa. Prinsip ini pada akhirnya dijadikan landasan bertindak bagi banyak individu maupun organisasi.

Berkarya merupakan aktifitas lanjutan dari proses berfikir dari tiada menjadi ada. Aktifitas berfikir dan berkarya haruslah berorientasi pada budaya, sehingga manusia menjalankan fikiran dan karyanya agar bermanfaat bagi lingkungannya.

Hingga di sini manusia ditempatkan sebagai pihak yang memberi. Ia melakukan sesuatu, ia berkarya yang semangatnya berasal dari dalam dirinya. Selanjutnya hasil karya yang bersangkutan diberikan kepada atau untuk pihak-pihak yang berada di luar.

Setelah seseorang merasa telah memberi maka umumnya timbul hasrat alami, yaitu ingin ada timbal-balik, ingin diakui, dan lebih jauh lagi ingin dihargai. Di sisi lain, pihak yang merasa telah menerima timbul pula hasrat alaminya, yaitu ingin membalas pemberian. Misalnya berupa penghargaan.

Topik penghargaan sebagaimana yang dimaksud dalam tulisan ini adalah yang sesuai dengan fitrah manusia tentunya. Yaitu fitrah sebagai makhluk individu dan sosial.

Intisari dari uraian di atas akan bermuara pada kondisi, dimana dalam hubungan sosial, manusia secara umum akan melakukan proses memberi dan menerima atau take and give. Hal ini sebenarnya sejalan dengan teori Abraham Maslow, seorang psikolog ternama.

Abraham Maslow terkenal dengan teorinya yang membahas tentang Hirarki Kebutuhan manusia. Hirarki tersebut terdiri dari lima tingkatan yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis

Contoh dari kebutuhan fisiologis adalah sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. Ini merupakan kebutuhan asasi atau kebutuhan dasar. Tanpa tercukupi kebutuhan makan misalnya, maka manusia terancam hidupnya secara telak. Dalam waktu relatif singkat ia bisa mati karena kelaparan.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Pada tahapan kebutuhan ini manusia ingin atau butuh terbebas dari hal-hal yang berpotensi membuatnya menderita. Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.

3. Kebutuhan Sosial

Contoh-contoh pada hirarki ini misalnya berorganisasi, memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan

Relevan dengan judul, pembahasan tentang kebutuhan penghargaan akan dibahas secara lebih detail dibanding tahapan kebutuhan lainnya.

Kebutuhan penghargaan dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal. Sub kategori eksternal meliputi : Apresiasi, pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. Sedangkan untuk sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal. Seorang pribadi pada tingkatan ini sudah tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.

Menurut hemat penulis, pada tingkatan tertinggi ketika seseorang sudah sampai pada tahapan tanpa pamrih, maka penghargaan yang ia harapkan adalah yang hanya datang dari Tuhan. Meskipun demikian, secara hubungan sebab-akibat, sesama manusia adalah perantara agar penghargaan dari Tuhan itu sampai.

Sesama manusia sering kali dijadikan perantara oleh Tuhan ketika Dia berkehendak memberikan penghargaan pada seseorang. Dalam konteks yang demikian inilah istilah tanpa pamrih memiliki makna yang dapat dikatakan absolut.
Tanpa pamrih dimaknai sebagai suatu keadaan dimana manusia hanya menggantungkan dirinya semata-mata kepada Tuhan. Harapan-harapannya terhadap sesama manusia, termasuk dalam hal memperoleh penghargaan, hanyalah merupakan proses sebab-akibat. Dan proses sebab-akibat itu timbul karena manusia adalah makhluk sosial selain sebagai makhluk individual.
Maka demikianlah, manusia dengan segala kompleksitasnya akan senantiasa menjadi subjek maupun objek eksplorasi. Termasuk untuk sisi-sisi yang berkaitan dengan kejiwaannya. Manusia akan senantiasa mencari makna atau nilai sesuai fitrah dan atau kebutuhannya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adalah aktualisasi diri. Maslow menggambarkan aktualisasi diri itu sebagai dorongan pada manusia untuk menjadi dirinya sendiri dengan dorongan yang murni berasal dari dirinya pula.

Contoh aktualnya adalah seorang musisi harus bermusik, pelukis harus melukis, dan penyair harus menulis. Dan itu semua dilakukan pada situasi pengejawantahan diri.

Penghargaan Dari Sodexo

Sekarang kita membahas hal yang berada pada tataran implementasi, yakni di saat hal-hal yang teoritikal di atas diwujudnyatakan dalam suatu kegiatan. Fokusnya pada Sodexo yang merupakan pemimpin dunia solusi motivasi.

Sejak 1976 Grup Sodexo telah membantu untuk mengembangkan dan menerapkan solusi peningkatan motivasi. Baik untuk karyawan, relasi bisnis, maupun pelanggan.

Saat ini Sodexo sedang menyelenggarakan Lomba Blog. Terkait dengan tema di atas dan lomba blog, Sodexo telah menyiapkan penghargaan yang berupa Voucher Belanja Sodexo dan Merchant Sodexo. Keduanya akan diberikan bagi para pemenang sebagai hadiah.



Bagi yang tertarik untuk mengikuti lomba, bisa klik banner di samping kiri postingan ini.

Dikutip dari website resminya :
Hanya Voucher Sodexo yang dapat memberikan kemudahan mempersiapkan Hadiah untuk Karyawan, Relasi serta Pelanggan Anda dan memberikan kebebasan dalam memilih hadiahnya.
Penghargaan-penghargaan yang bersifat signifikan pada umumnya adalah timbal-balik dari suatu prestasi. Adapun prestasi hanya bisa lahir dari suatu karya. Bagi para blogger karya-karya mereka tentu saja berupa postingan.

Manusia adalah makhluk estetis, kurang lebih artinya adalah bahwa manusia bukan hanya konsen atau mengutamakan isi tetapi juga kemasan. Bukan hanya mengutamakan esensi tetapi juga cara penyajian. Dan salah-satunya hal ini terjadi pada cara pembayaran. Kini pembayaran bisa dilakukan dengan Voucher Belanja.


Jual-beli dahulu kala dilakukan dengan cara barter kemudian berubah menggunakan mata uang. Bisa jadi perubahan ini lebih didasari oleh pertimbangan praktis. Tegasnya penggunaan mata uang sebagai alat tukar jauh lebih praktis dibanding cara barter.

Seiring dengan waktu manusia tidak hanya memikirkan hal-hal yang praktis saja tetapi juga menggali cara-cara estetikanya. Membawa uang banyak, pada titik, tertentu dianggap tidak memenuhi kaidah estetika. Dan yang pasti adalah tidak aman. Dari sini mulailah lahir jenis-jenis kartu dan voucher untuk bertransaksi.


Faktor estetika sangat erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan penghargaan. Semakin tinggi penghargaan yang diberikan pada seseorang maka akan semakin fokus pula manusia pada sisi estetisnya. Muara dari semua ini adalah pada istilah prestise. Penggunaan kartu dan voucher dianggap lebih aman dan prestisius dibanding bertransaksi dengan uang tunai.

Kembali kepada pertanyaan Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu? Jawabannya adalah sangat penting. Apa yang telah diuraian oleh Abraham Maslow, dan diimplementasikan oleh Sudexo secara eksplisit telah menjawabnya. Dan itu sangat relevan dengan naluriah manusia yang memang butuh penghargaan.

Penghargaan, sebuah istilah yang acap-kali menjadi bahan pembicaraan dan atau kajian manusia. Isunya tidak pernah luntur oleh waktu tidak lekang oleh jaman. Hingga di sini jelaslah sudah bahwa bagi penulis, dan pastinya bagi insan-insan yang lain, penghargaan itu sangat penting apapun jenis dan tingkatannya.

Ketika seseorang berkata, "Saya tidak memerlukan pujian atau jenis penghargaan lain dari sesama manusia." maka sesungguhnya ia tetap perlu diberi penghargaan. Bahkan andaipun ucapannya tersebut memang benar- benar sesuai dengan bisikan hatinya, bukan karena jaga imej (jaim).

Pembaca yang budiman, itulah sedikit uraian penulis pada artikel ini yang berjudul Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu?
Kepada pihak Sudexo penulis mengucapkan terima kasih atas digelarnya Lomba Blog ini sebagai ajang aktualisasi diri para Blogger. Ya, bagi penulis sebagai seorang Blogger, menulis adalah kebutuhan. Menulis adalah ajang untuk mengaktualisasikan diri.

Selanjutnya : Cara Mengatasi Anak Susah Makan dengan Laperma Platinum 


Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Seberapa Penting Sebuah Penghargaan Bagi Kamu?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.