Selasa, 15 Desember 2015

Mengapa Banyak Kasus Kegagalan Iklan Online?


Perkembangan internet telah membawa era baru pada berbagai sisi kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal penayangan iklan. Sudah tidak berbilang contoh iklan yang ada di belantara maya internet. Dengan beragam penawarannya. Mulai dari barang konsumsi bahkan hingga pemilihan kepada daerah serta kepala negara.

Banyak pihak yang berasumsi bahwa kehadiran internet menjadi ancaman serius bagi para penayang iklan offline, tapi asumsi ini tidak terbukti. Internet lahir dan berkembang terbukti tidak menjadi kompetitor tapi sebagai alternatif atau pengaya media. Bahkan dalam banyak kasus, publikasi iklan melalui internet masih kalah gaungnya dibanding penayangan iklan melalui media televisi.

Ada sejumlah hal yang menjadi kendala bagi para penayang dan atau calon penayang iklan di internet. Penulis mencontohkan iklan-iklan yang ditayangkan oleh web dan blog. Di antara kedala-kendala tersebut adalah :

Masalah trafik kunjungan ke sebuah web atau blog


Tinggi rendahnya trafik ke sebuah web atau blog adalah berbanding lurus dengan potensi kesuksekan sang penayang. Bagi yang bertrafik rendah, jangankan bisa sukses sebagai penayang, untuk bisa menjadi penayang saja tidak diterima. Contoh paling konkrit adalah berkaitan dengan Google Adsense.

Google Adsense memiliki persyaratan yang ketat sekaligus komplit dalam hal menyeleksi para calon penayangnya. Dan salah-satunya adalah dari sisi trafik. Bukan sembarang trafik pula tapi mutlak ditekankan pada trafik organik. Selain trafik ada sejumlah persyaratan lain yang menyangkut kualitas tampilan, kualitas konten, serta legalitas konten.

Demikianlah adanya, sedemikian banyak persyaratan yang dibuat oleh Google Adsense semuanya bermuara kepada empat parameter tadi yaitu kualitas konten, legalitas konten, kualitas tampilan, serta kuantitas trafik organik.

Berkenaan dengan trafik organik memang bisa diperoleh secara instan dengan membayar. Salah-satunya adalah membayar ke Google sendiri sebagai pemilik layanan AdWords. Dengan atribut instan maka perolehan trafik organiknya tidak akan permanen. Ia hanya hadir selama layanan tersebut dipakai. Akhirnya alih-alih ingin memperoleh penghasilan dari beriklan eh malah terjerembab kepada pengeluaran demi sebuah potensi. Transaksional sekali ya, hehehe.

Oh ya, beberapa kali saya menulis kata potensi yang artinya peluang, bukan kepastian. Pada kenyataannya yang disebut peluang itu, sekalipun ia dimanfaatkan, maka kemungkinan gagal tetap ada. Dengan demikian andaipun sebuah blog telah memiliki trafik organik yang tinggi, entah dengan cara alami atau membeli, maka tidak otomatis sukses meraih penghasilan.

Masalah Pengunjung Yang Phobia


Beragam sifat pengunjung dalam menyikapi tayangan iklan di internet. Ragam pertama adalah mereka yang toleran dan permisif. Bahkan pada iklan-iklan yang sangat mengganggu sekalupun seperti jenis pop-up.

Ragam kedua adalah pengunjung yang tidak suka pada iklan jenis tertentu saja, misalnya pada iklan jenis pop-up tadi. Atau pada jenis iklan non pop-up yang menampilkan konten-konten berbau seksual dan perjudian.

Ragam ketiga adalah yang tidak menyukai jenis iklan apapun Pengunjung yang seperti ini mungkin sedikit tapi ada.

Dari ketiga ragam tersebut sangat mudah ditemukan persamaannya. Persamaan tersebut adalah mereka sama-sama phobia. Dan sifat phobia ini sebenarnya terdorong oleh sifat alami kebanyakan manusia, yaitu kikir atau pelit. Bahkan dalam puncaknya bukan lagi sekedar pelit tapi khawatir atau tidak suka jika sang penayang memperoleh hasil finansial dari iklan yang ditayangkannya.

Sangat banyak contoh iklan yang ditayangkan di web atau blog bertrafik tinggi tapi minim sekali menghasilkan revenue. Penyebabnya tadi itu, kebanyak dari pengunjungnya kikir. Mereka senang pada artikel-artikel atau tulisan-tulisan pada suatu blog tetapi enggan memberikan apresiasi, pengertian, atau donasi untuk si penulis.

Ya, dalam konteks umum meng-klik suatu iklan di web atau blog bisa dianggap donasi. Donasi yang seharusnya mudah dilakukan dengan keringanan hati oleh pengunjung. Bagaimana tidak ringan, uang donasinya tersebut kan bukan berasal dari saku dia tapi berasal dari advertiser. Bila sekedar meng-klik iklan saja sudah pelit, apalagi jika harus merogoh kocek sendiri untuk memberikan donasi. Mimpi kali yeee! Hehehe.

Begitulah faktanya, mungkin terjadi pada sebagian besar pengunjung. Mereka senang membaca-baca postingan pada web atau blog, dan hingga mengambil manfaatnya, tapi enggan memberikan apresiasi pada penulisnya. Maka dari fakta ini banyaklah contoh iklan online yang gagal.

Tidak Semua Gagal


Tentu saja tidak semua penayang iklan mendapati kegagalan, yang sukses juga cukup banyak. Di sinilah faktorx berbicara, yaitu ketentuan dari Allah Swt. Sangat mudah bagi-Nya bila Dia menghendaki seseorang mendapat rejeki dari usahanya sebagai penayang iklan. Kenyataan seperti ini tentu saja akan diyakini oleh yang beriman kepada-Nya.

Manusia hanya diberi kekuatan untuk berusaha semaksimal mungkin, adapun hasilnya Dia yang menentukan.

Demikianlah yang dapat saya sajikan, dan dalam pembahasan artikel yang berjudul Banyak Contoh Iklan Online Yang Gagal ini saya menyebut-nyebut istilah trafik. Hal ini relevan dengan artikel saya sebelumnya yang berjudul Mengapa Trafik Tinggi Dibutuhkan? Silahkan dibaca bila anda berkenan. Sekian, dan mohon atas segala kekuranganya.

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Mengapa Banyak Kasus Kegagalan Iklan Online?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.