Rabu, 15 Juni 2016

Kecepatan Internet, Antara Optimasi vs Upgrade


Anggap saja sobat berlangganan internet dengan bandwidth 1mb, lalu berapakah sesungguhnya yang bisa digunakan secara efektif? Jawabannya adalah tergantung banyak faktor, di antaranya kualitas ISP dan kualitas perangkat yang sobat gunakan. Angka 1mb tersebut sesungguhnya adalah nilai maksimal yang bisa dicapai, bukan nilai yang pasti dicapai. Dan pada kenyataannya nilai maksimal tersebut sangat jarang bisa tercapai. Bila sobat bisa berselencar dengan 0.9mb saja maka itu sudah tergolong bagus.

Banyak artikel dari para blogger yang judulnya kira-kira seperti ini : Meningkatkan Kecepatan Internet. Lalu di situ dijelaskan berbagai macam kiat mulai dari registry tweak, setting hardware, hingga mengganti DNS. Kemudian apakah kecepatan internet sobat jadi meningkat? Tidak, sebenarnya tidak ada peningkatan apapun yang terjadi, yang ada hanyalah lebih optimal. Bila sebelum menerapkan berbagai kiat tersebut internet sobat hanya bisa mencapai 0.7mb dari maksimum 1mb, maka setelahnya bisa mencapai 1mb. Dan stop, tidak akan ada peningkatan lagi karena batas maksimal sudah tercapai.

Hingga di sini mari kita sepakati untuk menggunakan istilah "Optimasi Kecepatan Internet" bila urusannya dengan praktek tweaking registry hingga ganti DNS. Adapun istilah "Meningkatkan" sebenarnya lebih sederhana. Sobat tinggal datang ke ISP langganan terus bicara begini, "Mas, upgrade dong jadi 5mb!". Dan konsekuensinya tagihan sobat bulan depanpun akan upgrade pula.

External Faktor


Di atas sudah disebutkan bahwa kecepatan akses internet ditentukan oleh banyak hal. Di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor alam. Dan inilah yang termasuk pada kategori external faktor, artinya ia berada di luar kemampuan manusia untuk mengubahnya. Tidak bisa diubah, hanya sebatas bisa disiasati. Persis seperti saat ada hujan, manusia tidak bisa menghentikan hujan tersebut, dan hanya sebatas bisa berteduh atau menggunakan payung untuk menghindarinya. Pada konteks ini, sebuah ISP yang baik adalah yang memiliki standar-standar ampuh untuk menyiasati faktor eksternal tersebut. Tidak ubahnya seperti para pereli handal yang siap dengan jip terkuatnya.

Seleksi alam akan senantiasa ada. Beberapa ISP yang tidak siap dengan persaingan akan tersingkir dengan sendirinya.

Kompensasi Nilai


Di beberapa wilayah yang masih mungkin menerima penetrasi internet meskipun bermedan berat, sering terjadi loss speed yang ekstrim, terutama bila menggunakan wireless. Misalnya saja dari kecepatan maksimum 1mb yang ditawarkan rata-rata hanya bisa dicapai 0.5mb. Tentu saja hal ini sangat merugikan bagi para pengguna. Secara berkala mereka membayar untuk 1mb tetapi hanya bisa menerima separuhnya saja. Pada konteks ini sebuah ISP yang baik biasanya memberikan kompensasi nilai dengan prinsip pelayanan kira-kira seperti ini : Pokoknya user harus menerima nilai sesuai kontrak. Kompensasi nilai yang dimaksud adalah dengan memberikan bandwidth tambahan, dengan demikian faktor losses yang terjadi adalah menjadi resiko mereka, bukan menjadi beban user.

Di masyarakat kita memang banyak tipikal user yang mudah pasrah. Hal ini justru tidak memacu para ISP untuk menjaga atau meningkatkan layanannya. Mungkin mereka beranggapan, atau merasa nyaman, bila tidak ada komplain yang signifikan dari para user. Namun lagi-lagi ini tidak akan terjadi pada ISP yang baik. Mereka akan senantiasa mengevaluasi layanannya meskipun tidak ada pengaduan dari user.

Ada beberapa karakteristik praktis dari jaringan internet yang saya temukan selama ini. Karakter-karakter tersebut adalah :
  1. Memiliki akses bebas dengan kecepatan yang optimal sesuai dengan batasan yang diberikan oleh penyedianya. Bila seseorang berlangganan paket dengan bandwidth 5mb misalnya, maka ia bebas mengakses situs apapun dengan kecepatan berkisar di 5mb tersebut. Atau jika sedang ada penurunan kinerja akibat external factor, maka kecepatannya tidak turun terlalu jauh. Di angka 4mb masih toleransi. Oh ya, angka 5mb tersebut biasanya diawali oleh kata up to, dan itu berarti kemampuan maksimal yang mungkin diperoleh, bukan kemampuan yang pasti diperoleh.
  2. Memiliki akses yang optimal sesuai janji dari penyedianya, tetapi menerapkan blokir pada beberapa situs. Misalnya saja dengan menampilkan pesan seperti ini :
  3. Selanjutnya adalah yang memiliki karakter tidak optimal tetapi bebas mengakses situs apapun.
  4. Terakhir adalah yang memiliki karakter tidak optimal sekaligus diblokir untuk beberapa situs tertentu.

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Kecepatan Internet, Antara Optimasi vs Upgrade, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.