Jumat, 16 September 2016

Bagaimana Peran Ideal Penulis Berita atau Editor Media Online?

   
Bagaimana Peran Ideal Penulis Berita atau Editor Media Online? - Penulis mengasumsikan ada pemisahan fungsi dan peran antara para wartawan dengan para penulis berita atau editor pada suatu media online. Pemisahan fungsinya adalah demikian :

Wartawan adalah mereka yang berfungsi utama sebagai pemburu berita. Hasilnya bisa berupa rekaman video, rekaman suara, dan catatan berita pra edit atau catatan peristiwa pra edit.

Penulis Berita dan atau Editor adalah mereka yang berfungsi utama sebagai pengolah hasil kerja para wartawan. Hasilnya adalah sajian berita yang memenuhi kaidah EYD, kaidah SEO, dan siap bersaing di belantara maya internet.

Catatan : Pada prakteknya saat ini banyak media online yang memiliki karyawan dengan kualifikasi lengkap. Dengan demikian peran kewartawanan, penulis berita, dan editor bisa dirangkap.

Pemisahan peran sebagaimana yang penulis utarakan di atas adalah berlaku pada masa transisi di sekitar tahun 1990-an. Saat itu media pemberitaan masih didominasi oleh koran dan tabloid. Mereka yang telah terbiasa menangani produksi koran tidak serta-merta mampu ketika merambah media online. Dengan demikian diperlukan tambahan personil yang mampu bekerja menggunakan internet. Di antaranya adalah webmaster atau blogmaster.

Nah sekarang fokus kita adalah tetap sebagaimana yang telah dituliskan pada paragraf pertama. Penulis mengasumsikan masih ada media online yang memisahkan antara peran wartawan dan peran penyaji atau penulis berita.

Lalu bagaimanakah peran ideal dari seorang penulis atau penyaji berita itu agar hasil kerja keras para wartawan tidak sia-sia? Gambarannya seperti ini :

Penulis berita harus mengevaluasi judul berita yang disodorkan oleh para wartawan. Apakah judul berita tersebut prospektif bila bersaing di search engine. Perlu dilakukan riset judul atau riset kata kunci. Dalam hal judul yang disodorkan kurang prospektif maka perlu diubah.

Penulis berita harus memeriksa konten umum yang telah ditulis oleh para wartawan. Bila konten umum tersebut mengindikasikan provokasi, pengelabuan, dan sejenisnya maka dibatalkan penayangannya.

Penulis berita harus melakukan pemeriksaan redaksional terhadap catatan berita yang telah ditulis oleh para wartawan. Bila ada salah ketik maka segera diperbaiki,

Penulis berita harus memeriksa apakah ada istilah-istilah baru yang digunakan oleh para wartawan tadi. Bila ada maka sedapat mungkin diberikan penjelasan. Misalnya berupa catatan kaki. Dengan demikian informasi yang tersaji akan lengkap dan utuh.

Penulis berita harus memeriksa apakah struktur kalimat yang ditulis oleh para wartawan itu mudah dipahami. Jika ada kalimat yang rancu maka harus segera diperbaiki.

Dalam paparan di atas, analogi yang sederhana adalah rumah makan. Wartawan itu seperti pemasok bahan makanan adapun penulis berita adalah kokinya. Bahan makanan sebaik apapun akan gagal menjadi menu enak bila sang koki tidak mampu berperan dengan baik. Sebaliknya juga demikian, sebaik apapun peran sang koki bila pasokan bahan makanannya kurang baik maka hidangan yang kelak akan tersaji juga tidak maksimal.

Penulis perlu sekali lagi menekankan bahwa pembagian peran seperti itu marak pada tahun 1990-an, dan sekarang sudah jarang terjadi. Yang ada adalah peran wartawan dan penulis online dirangkap. Dengan demikian tidak banyak waktu yang terbuang. Berita bisa segera tersaji langsung dari si wartawan itu juga.

Dengan dukungan teknologi sekarang yang canggih, akselerasi penyajian berita memang menjadi hal yang lazim. Setelah mendapat, merekam, atau mencatat berita maka seorang wartawan bisa langsung mengolahnya pada notebook mereka.

Beberapa wartawan atau jurnalis muda yang penulis kenal bukan hanya memahami sisi jurnalistiknya saja, tetapi mereka juga memahami kaidah-kaidah SEO. Mereka adalah para jurnalis yang juga mampu berperan seperti seorang webmaster atau blogmaster.

Memang, perlu menjadi catatan tersendiri bahwa sebagian besar kegagalan media pemberitaan online adalah ketika tidak mampu merubah paradigma kerja media cetak ke paradigma kerja media online itu sendiri.

Di jaman media cetak, para penggiatnya bekerja keras dengan satu tujuan agar oplah koran atau tabloidnya tinggi. Sekarang di jaman media online paradigmanya berbeda, yakni bagaimana caranya agar jumlah pengunjung ke website atau blog berita mereka banyak, alias trafiknya tinggi.

Dalam postingan ini sebenarnya penulis hanya memiliki satu fokus yaitu tentang bagaimana seharusnya peran seorang penulis berita berdasarkan kaidah-kaidah SEO. Penulis tidak mengulas sisi jurnalistiknya karena merasa tidak berkompeten.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa naluri seorang penulis berita idealnya adalah seperti seorang webmaster atau blogmaster. Mereka fokus berpikir dan berusaha bagaimana caranya agar situs, website, atau blog yang dikelolanya mampu menarik visitor dalam jumlah banyak secara rutin.

Itulah sedikit uraian tentang Bagaimana Peran Ideal Penulis Berita atau Editor Media Online?

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Bagaimana Peran Ideal Penulis Berita atau Editor Media Online?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.