Senin, 12 Agustus 2019

Antara Ponsel dan Saung Baca Tarik Kolot


Antara Ponsel dan Saung Baca Tarik Kolot - Tim PKBL PT. Krakatau Steel tiba di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Saung Baca Tarik Kolot pada hari Jumát tanggal 9 Agustus 2019 jam 10.45. Tim disambut dengan ramah oleh kang Rusdi, pendiri taman bacaan tersebut. Suasana yang nyaman dan sejuk membuat tim tidak bersegera untuk melakukan wawancara tetapi bersantai terlebih dahulu hingga tiba waktunya shalat Jumát.

Setelah shalat Jumát kami berbincang santai dengan kang Rusdi, dan inilah hasilnya :

Tanya 

Sejak kapan Saung Baca Tarik Kolot ini berdiri?

Jawab

Sejak tahun 2017, jadi sudah berjalan selama dua tahun.

Tanya

Dapat saja di balik nama ada makna, terus apa maknanya Saung Baca Tarik Kolot ini?

Jawab

Dalam bahasa Sunda kata kolot berarti tua, dan kami mengasosiasikan ini pada orang-orang tua. Secara umum di masyarakat kita masih menghargai orang tua sebagai teladan, penasihat, dan atau pembimbing. Secara eksplisitnya adalah bahwa Saung Baca ini didirikan berdasarkan tarikan-tarikan positif dari para orang tua. Kami yang lebih muda menjadikan kaum tua sebagai referensi.

Tanya

Bagaimana sejarah singkat Saung Baca Tarik Kolot ini?

Jawab

Sebelumnya perlu dijelaskan bahwa saya ini teknisi ponsel yang tadinya beroperasi di kota-kota, bukan di pedesaan. Dalam menekuni usaha tersebut, saya selalu berusaha melakukan inovasi, dan salah-satu hasilnya adalah berhasil mengembangkan software yang berguna untuk dunia ponsel.

Pencapaian saya tersebut menimbulkan dua perasaan berbeda, yaitu perasaan senang sekaligus juga prihatin. Saya prihatin karena mendapati bahwa secara umum masyarakat kita jauh tertinggal, terutama dalam hal teknologi. Mereka secara umum hanya jadi objek pasar. Saat itu keprihatinan saya tinggal keprihatinan, belum ada langkah-langkah nyata untuk mengentaskannya.

Hal yang senantiasa terngiang dalam benak saya adalah ucapan orang tua almarhum yaitu, "Ketika kamu pulang ke kampung halaman harus ada yang dibawa, yaitu sedikit banyaknya yang bisa bermanfaat untuk masyarakat kampung."

Ucapan orang tua saya tersebut menimbulkan semangat untuk mengkreasi sesuatu, dan setelah melalui proses yang tidak mudah, maka berdirilah Saung Baca Tarik Kolot ini. Dan seperti telah saya jelaskan tadi, nama Tarik Kolot itu di antaranya terinspirasi dari ucapan orang tua saya tersebut.

Proses lahirnya Saung Baca Tarik Kolot ini memang tidak mudah, bahkan sebelumnya malah tidak terpikirkan, karena fokus saya adalah membangun rumah tinggal sekaligus tempat usaha. Tapi teringat pada pesan orang tua saya tersebut, maka orientasi saya tidak lagi melulu pada profit tetapi juga benefit sosial, di antaranya pengembangan SDM masyarakat kampung.

Entah kenapa pada proses pembangunan tempat tinggal itu ide untuk membuat saung bacapun terlintas dan terjadilah pembangunan Saung Baca. Dan rencana untuk tempat tinggalnya di belakang saung baca itu sendiri. Alhamdulillah sampai saat ini saung bacapun telah berdiri dan tinggal mengembangkannya.

Tanya

Hal paling fundamental apa yang sebenarnya ingin diraih dari eksistensi saung baca ini?

Jawab

Intinya sih pada upaya pencerdasan masyarakat kampung agar memiliki pola pikir dan wawasan yang lebih maju, karena pada dasarnya yang dibutuhkan hanyalah aliran informasi yang mencukupi, karena itu saya berupaya keras agar di tempat ini memiliki akses internet.

Bila ditinjau secara umum, maka jangankan masyarakat di perkampungan, bahkan masyarakat di perkotaanpun sesungguhnya jauh tertinggal dari sisi wawasan teknologi bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Tetapi kembali kepada keadaan saya yang sekarang, fokusnya adalah pengembangan SDM masyarakat kampung.

Tanya

Bagaimana sikap masyarakat di sini secara umum terhadap usaha yang sedang anda lakukan ini?

Jawab

Sikap mereka tentu beragam, mulai dari yang berempati hingga yang skeptis. Dalam hal ini semua saya anggap sebagai tantangan saja. Dan Alhamdulillah cukup banyak anak-anak muda yang mendukung secara nyata terhadap usaha ini.

Terhadap pihak PKBL Krakatau Steel yang mau melakukan kunjungan ke sini sungguh saya mengucapkan banyak terima kasih. Kunjungan ini semakin mempertebal semangat kami untuk terus berusaha.

Catatan Penulis

Pembaca yang budiman, sepintas tidak ada yang terlampau menarik dari Saung Baca Tarik Kolot, alias biasa-biasa saja, akan tetapi ada beberapa hal yang menurut penulis bisa dijadikan catatan. Beberapa catatan tersebut adalah :

Sosok Rusdi sebagai inisiator Saung Baca Tarik Kolot adalah pria yang di balik kemandiriannya sangat mengindahkan eksistensi orang tua. Rusdi menjadikan kaum tua sebagai salah-satu referensi di dalam menentukan langkah.

Rusdi telah melampaui kuadran transaksional dan telah masuk pada kuadran berbagi. Dalam benak Rusdi bukan hanya ada urusan transaksi profit tapi lebih jauh dari itu adalah bagaimana caranya agar hidup bisa lebih bermanfaat secara sosial.

Kekhawatiran Rusdi akan ketertinggalan bangsanya bisa diklaim sebagai kekhawatiran atau keresahan banyak orang, akan tetapi Rusdi memiliki nilai lebih. Ia mampu mengkonversi rasa khawatirnya tersebut menjadi gerakan nyata, salah-satunya yaitu menumbuhkembangkan minat baca masyarakat.

Rusdi telah melangkah secara fundamentalis, yaitu berangkat dari upaya menumbuhkembangkan minat baca masyarakat. Dan apa yang kini telah dirintisnya memiliki prospek yang sangat baik untuk menjadi berkembang dan besar.

Bagi anda yang tertarik untuk berkunjung bisa datang ke :

Saung Baca Tarik Kolot
Jln. Kmp Cireges, Gn. kencana, Cicaringin, Gn. kencana, Kabupaten Lebak, Banten 42354, Indonesia.

Anda bisa pula menggunakan Google Maps untuk menuju ke sana. Gunakan kata kunci : Saung Baca Tarik Kolot.

Pada tulisan selanjutnya kami akan membahas kegiatan rutin apa saja yang dilakukan oleh Saung Baca Tarik Kolot.

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Antara Ponsel dan Saung Baca Tarik Kolot, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.