Kamis, 29 Agustus 2019

Bantuan Air Bersih PKBL KS Disyukuri Masyarakat Pasir Manglid Cilegon

Bantuan Air Bersih PKBL KS Disyukuri Masyarakat Pasir Manglid Cilegon - Pagi ini Selasa 27 Agustus 2019 kantor Divisi Community Development PT. Krakatau Steel disambangi oleh para tamu dari kampung Pasir Manglid. Di antara yang hadir adalah Barmisi, ia adalah ketua RT di kampung Manglid, desa Pakuncen, kecamatan Bojonegara, kabupaten Serang, Banten.


Barmisi adalah salah-seorang tokoh masyarakat yang perannya cukup sentral dalam hal pengentasan masalah kesulitan air di Manglid yang telah berlangsung sejak lama, puluhan atau bisa jadi malah ratusan tahun. Dapat diasumsikan demikian karena jika kita bertanya kepada mereka yang telah berusia 60 tahun misalnya, tentang bagaimana kondisi air di sana, maka mereka akan menjawab bahwa sejak kecil Pasir Manglid itu sulit air,

Pembaca, apa yang akan Anda dapati pada tulisan ini bukanlah sebuah berita singkat yang hanya terdiri dari tiga atau empat paragraf, dimana pada tiap paragrafnya terdiri dari sekitar lima baris. Yang akan Anda dapati adalah sebuah kisah perjuangan sekelompok manusia dalam memenuhi salah-satu kebutuhan pokok, yaitu air bersih.

Mengenal Kampung Pasir Manglid

Dalam bahasa Sunda pasir artinya bukit, dengan demikian di wilayah Jawa Barat dimana Banten pernah berada di dalamnya, bagi kampung-kampung yang berada di perbukitan umum ditemui namanya diawali oleh pasir, seperti Pasir Hurip, Pasir Jambu, Pasir Pari, Pasir Manglid dsb.

Cukup sederhana untuk menggambarkan eksistensi kampung Pasir Manglid, kita bisa mengatakan bahwa Pasir Manglid itu setipe dengan Gunung Kidul, Jawa Tengah.Ada banyak tempat atau wilayah yang juga bernama Manglid, dan yang sedang kita bahas ini adalah kampung Pasir Manglid di kecamatan Bojonegara, Serang Banten.

Kampung Pasir Manglid menghasilkan produk pertanian, perkebunan dan perhutanan seperti kacang  tanah,  padi,  mahoni, singkong,  pisang, durian, cabe rawit, jahe, lengkuas, kunyit, kencur dan lain sebagainya.

Dengan kondisi alam yang berada di perbukitan batu, maka memperoleh air adalah sesuatu yang sangat sulit. Para penduduk harus bersusah-payah mendatangi sungai terdekat, berjarak sekitar satu kilometer, untuk sekedar memperoleh sedikit air yang tidak dapat dikatakan bersih. Cukup beruntung di musim hujan karena di sungai cukup banyak air dan tentunya berkebalikan jika kemarau tiba.

Saking sulitnya memperoleh air, sampai-sampai di masyarakat sana populer ungkapan bahwa harga air jauh lebih mahal dibanding harga daging. Dihuni oleh sekitar 60 KK, sebelum tahun 2016 kampung Pasir Manglid tenggelam dalam permasalahan kesulitan air.

Upaya Masyarakat dan Krakatau Steel

Karena air merupakan salah-satu sokoguru kehidupan, maka masyarakat Pasir Manglid tentu berupaya keras untuk memperolehnya. Sebelum tahun 2016 tercatat beberapa kali upaya pengeboran tapi tidak membuahkan hasil.Masyarakat tidak berputus asa, mereka terus berusaha hingga akhirnya pada tahun 2016 bersentuhan dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Krakatau Steel.

Secara kronologikal pengentasan permasalahan sarana air bersih untuk kampung Pasir Manglid adalah sebagai berikut :

Pengajuan Proposal
Sejumlah tokoh masyarakat kampung Pasir Manglid menyampaikan proposal kepada Divisi Community Development PT. Krakatau Steel yang mengelola PKBL.

Survey
Personil Bina Lingkungan Divisi Community Development melakukan survey untuk meninjau fakta di lapangan. Dari hasil survey diputuskan bahwa kampung Pasir Manglid memang perlu dibantu dalam hal pengadaan sarana air bersih.

Tentu bukan hal mudah untuk melakukan survey ke daerah perbukitan yang minim infra struktur. Bahkan pada tahun 2016 itu jalanan menuju ke wilayah pemukiman penduduk belum dicor atau diaspal.

Dipimpin oleh Anazmudin, para personil Dinas Bina Lingkungan yang terdiri dari Rudi Purwanto, Firdaus dan Waluyo melakukan survey-survey terkait dengan sepenuh kesungguhan.

Pengeboran Pertama
Setelah melalui sejumlah persiapan dan koordinasi, maka dilakukan pengeboran yang pertama dalam upaya mencapai sumber air. Pengeboran adalah teknik terbaik yang perlu ditempuh karena di daerah lereng bukit hampir mustahil berhasil bila menggunakan teknik sumur gali. Pengeboran pertama gagal mencapai sumber air karena pada kedalaman 6 meter terantuk bebatuan. Matabor patah tidak mampu menembus.

Pengeboran Kedua
Pengeboran kedua dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan pengeboran pertama, tetapi inipun gagal dengan kendala teknis yang sama.

Pengeboran Ketiga
Berlokasi dekat dengan sungai, diperkirakan lebih besar potensinya untuk bisa menembus sumber air. Tetapi upaya pengeboran yang ketiga ini urung dilaksanakan karena terkait harga tanah yang tinggi.

Pengeboran Keempat
Pengeboran keempat dilakukan pada tanah milik Barmisi yang hingga saat ini menjabat sebagai salah-seorang Ketua RT di kampung Pasir Manglid. Setelah menembus kedalaman 13 meter, sumber air berhasil ditembus. Kemudian melalui pengkajian dari pihak ahli, pengeboran diteruskan hingga kedalaman 23 meter.

Barmisi menghibahkan tanahnya seluas 100 meter persegi dimana sumur bor dan Bak Penampungan I berada.

Bila pada tahapan survey didapati tantangan berupa jalan untuk kendaraan yang terjal dan belum diaspal atau dicor, maka saat melakukan pengeboran lebih berat lagi. Berbagai peralatan dan material harus diangkut dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak khas perbukitan, berkilo-kilo meter jauhnya menembus area yang jauh dari pemukiman penduduk.

Dengan ketahanan fisik di bawah rata-rata, penulis merasakan benar betapa beratnya medan yang menuju lokasi dimana sumur bor dan bak penampungan berada. Sepertiga perjalanan harus dilalui dengan beringsut, digendong, dan dipapah oleh para anak muda perkasa. Dan hasilnya adalah tulisan yang sedang anda baca ini.

Kabar keberhasilan pengeboran sampai ke segenap masyarakat kampung Pasir Manglid pada saat itu. Meskipun air belum sampai ke rumah-rumah mereka, tetapi babak baru telah terhampar persis di hadapan mereka. babak baru kehidupan yang tidak lagi dililit oleh permasalahan sulit air.

Bak Penampungan III yang berada di sekitar pemukiman penduduk. Bak ini mendapat pasokan dari Bak Penampungan II.

Sesuai dengan tahapan kerja, setelah pengeboran berhasil maka diteruskan dengan beberapa tahapan lagi yaitu pemasangan pompa dan instalasi listrik, pembangunan bak-bak penampungan berikut pipa-pipa penyalurnya, dan terakhir mendistribusikan air hingga ke rumah-rumah penduduk menggunakan pipa-pipa berukuran standar rumahan.


Peresmian

PT. Krakatau Steel ( Persero ) Tbk melalui Divisi Community Development memberikan bantuan sarana air bersih yang nantinya tidak hanya untuk warga kampung Pasir Manglid, tetapi juga untuk warga Link. Pasir Salam, Batu Lawang, Kel. Gerem, Porod Lampung, Desa Pengarengan, dan Ciporong Kel. Mekarsari.

Rahmad Hidayat ( duduk di tengah berbaju putih ) memimpin peresmian dan serah-terima bantuan Sarana Air Bersih dari PT. Krakatau Steel kepada masyarakat kampung Pasir Manglid

Peresmian sekaligus serah-terima dilakukan pada tanggal 17 Mei 2019 pada acara Safari Ramadhan oleh Direktur SDM PT. Krakatau Steel, Rahmad Hidayat.

Saat peresmian ada duka yang dirasakan, utamanya oleh para personil Dinas Bina Lingkungan, bahwa dua orang di antara mereka telah tiada dipanggil ke haribaan-NYA yaitu Rudi Purwanto dan Firdaus.

Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Bantuan Air Bersih PKBL KS Disyukuri Masyarakat Pasir Manglid Cilegon, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.